Posisi menentukan prestasi Dan Prestasi menetukan Posisi

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Foto Bugil Selena Gomez Beredar Luas


Foto Bugil Selena Gomez Beredar Luas Foto Bugil Selena Gomez Beredar Luas – Selena Gomez kemabli diterpa gosip yang sangat tidak menyenangkan. Setelah sebelumnya di gosipkan putus dengan Justin Bieber, kali ini kembali heboh dengan hadirnya foto bugil Selena Gomez di internet. Seperti dilansir ZackTaylor.ca, sebuah foto telanjang tampak seperti Selena Gomez beredar di internet, namun tenang foto tersebut adalah palsu saat situs tersebut mengkonfirmasi dari bintang Disney!.
Seorang sumber yang dekat dengan Selena memberitahukan bahwa foto tersebut adalah palsu, “tidak pernah menempatkan diri dalam posisi seperti yang membahayakan privasi,” katanya. Diduga foto tersebut dibuat untuk menjatuhkan kredibilitas Selena dimata publik.

Foto Ciuman Mesra Justin Bieber dan Selena Gomez Terbaru



Foto Ciuman Mesra Justin Bieber dan Selena Gomez Terbaru Foto Ciuman Mesra Justin Bieber dan Selena Gomez TerbaruSaat menonton pertandingan hoki di Kanada, tampak Justin Bieber datang bersama dengan kekasihnya Selena Gomez. Keduanya tampak begitu mesra bersanding. Bahkan Justin Bieber sangat terlihat sedang nafsu dengan Selena Gomez. Justin Bieber tak henti-hentinya menciumi bibir seksi Selena Gomez di bangku penonton.
Ciuman mesra Justin Bieber dan Selena Gomez dilakukan di bangku VIP dan memakai pakaian seragam Winnipeg. Keduanya tak henti-hentinya berciuman dari berdiri, hingga duduk di kursi. Foto-foto yang ditampilkan Dailymail menunjukkan kehangatan keduanya

Jumat, 28 Oktober 2011

Kantor BI Diduduki Demonstran



Demo Bank Indonesia Pontianak
SYAMSUL ARIFIN
Belasan massa dari kelompok yang mengklaim sebagai ahli waris tanah di lokasi Bank Indonesia mendirikan tenda dan membentangkan poster tuntutan, Senin (24/10)
Belum ada kepastian hukum atas kasus yang membelit areal gedung Bank Indonesia. Kisruh kepemilikan berujung demonstrasi. Mampukah sejumlah massa tak beranjak hingga ada keputusan?
PONTIANAK – Bangunan megah kantor Bank Indonesia (BI) Cabang Pontianak di atas tanah hook simpang Jalan Abdurahman Saleh-Jalan Ahmad Yani Pontianak masih tersandung sengketa tanah. Ahli waris bersama sanak keluarga dan beberapa tokoh masyarakat menduduki gedung baru tersebut, Senin (24/10) sejak pukul 06.00.
Mereka membuat tenda kecil di pintu masuk kantor BI tersebut sebagai simbol protes. Sejumlah spanduk, dan poster juga dipajang. “Ini sebagai bentuk protes. Kami bermalam di sini sampai tuntutan kami dipenuhi pihak BI,” kata Zahara binti Talibe, anak kandung dari Talibe bin Pimma bersama kakak kandungnya Hapsa A Thalib binti Talibe ditemui Equator di tenda kecil berwarna biru yang berada di depan kantor itu.
Dia mengaku, tidak mengetahui tanah tersebut sudah dijual. Begitu juga sertifikat tanah yang dibuat BPN Kota Pontianak. “Kami sebagai ahli waris meminta agar hak-hak kami dikembalikan,” pinta Zahara.
Koordinator Lapangan Ahli Waris, Agustinus, mengatakan tanah yang dibangun gedung BI itu masih sengketa yang di dalamnya terdapat perbuatan melawan hukum. Tanah tersebut dijual oleh Asmad yang diganti namanya menjadi Djiden bin Pak Salam oleh istri dan anak-anaknya kepada orang lain. Padahal tanah tersebut adalah milik Talibe bin Pimma.
Dia menerangkan, pada 9 Januari 1949 Talibe bin Pimma membeli tanah dari Wan Bakar bin Wan Abdullah dengan ukuran 200 depa tangan x 25 depa tangan atau 360x45 meter (berdasarkan surat asli di atas segel tahun 1948).
Pada 1949, sambung Agustinus, Talibe membangun rumah tinggal di atas tanah yang dibelinya berdiri persis di tanah yang ada bangunan gereja sekarang ini. Perkawinan Talibe dengan Halidjah binti Laupe dikaruniai lima orang anak. Masing-masing Saleh binti Talibe, Mak Resak binti Talibe, Hapsa A Thalib binti Talibe, dan Adbul Rasid binti Talibe.
Dia menceritakan, Talibe pernah menumpangkan seorang bernama Asmad yang bukan saudaranya untuk membangun pondok tempat tinggalnya bersama istri serta anak-anaknya. Asmad kemudian diubah namanya menjadi Djiden bin Pak Salam oleh anak-anaknya. Ia meninggal pada Juni 1963, sehingga istri dan anak-anaknya meninggalkan tanah Talibe yang ditumpanginya.
“Sedangkan Talibe bin Pimma meninggal dunia pada tanggal 20 Desember 1963 dan dimakamkan di atas tanahnya yang sekarang menjadi wakaf keluarga,” jelas Agustinus panjang lebar.
Selanjutnya, kata dia, pada 1956, umur anak Talibe bernama Haspa A Thalib bin Talibe berumur 18 tahun, Zahara berumur 2 tahun, dan Abdul Rasid berumur 1 tahun. Pada tahun 1987 istri dan anak-anaknya masih berdiam di rumah yang ada di atas tanahnya.
Istri Talibe bin Pimma meninggal dunia pada tahun 1987 dan dimakamkan pada wakaf yang ada di atas tanah tersebut, begitu juga dengan anak-anaknya yaitu Saleh, Mak Resak, dan Abdul Rasid. Kemudian, pada 1987 tepatnya bulan Juni rumah yang dibangun Talibe di atas tanahnya roboh.
“Semasa hidup Talibe, istri Talibe, dan anak-anaknya sampai sekarang tidak pernah menjual, mengalihkan, dan menjaminkan tanahnya kepada Asmad alias Djiden bin Pak Salam maupun kepada orang lain,” tegas Agustinus.
Tanah itu, dijelaskannya, telah berkurang luasnya dikarenakan terkena pembangunan Jalan Ahmad Yani, Jalan Abdurahman Saleh, dan Sepakat I. Dan tanah itu pun terbagi menjadi 2 bidang karena dipotong Jalan Abdurahman Saleh yaitu bagian utara kurang lebih seluas 11.200 meter.
Tanpa pengetahuan ahli waris, kata Agustinus, tanah tersebut telah dimohonkan haknya oleh ahli waris Djiden bin Pak Salam. Awalnya ahli waris tidak mengetahui siapa Djiden itu, namun setelah sidang di PTUN Pontianak, para penggugat mengetahui bahwa Djiden adalah Asmad yang namanya telah diubah oleh sang ahli warisnya.
Berdasarkan surat jual beli No. 006/L-56/K2.B.B tanggal 2 Februari 1956 yang tidak sah dan tidak benar. Oleh istri Asmad diterbitkan hak tanggal 22 Maret 1978 yang telah meninggal tahun 1963 yaitu Djiden bin Pak Salam yang memiliki nama aslinya Asmad.
Tanah tersebut kemudian diterbitkan sertifikat hak milik No. 429/1978 tanggal 22 Maret 1978 dengan gambar situasi No. 48/ Bangka Belitung tanggal 1 meter 1978 atas nama orang yang telah meninggal tahun 1963 yaitu Djiden bin Pak salam. “Aneh orang yang sudah mati kok bisa jual beli tanah, apalagi bisa mengajukan ke BPN,” tanya Agustinus.
Karena itu, dia mengatakan, sertifikat hak milik No. 429/Bangka Belitung yang tidak ada gambar ukurnya, dengan surat ukur No. 48/1978 atas nama Almarhum Djiden bin Pak Salam beserta pemecahannya cacat hukum.
“Penerbitan sertifikat hak milik No. 10083/Bangka Belitung dengan gambar situasi No. 3893/1992 tanggal 3 September 1992 seluas 1.600 meter persegi cacat hukum dan tidak sah,” tuntas Agustinus.
Hingga tadi malam, spanduk dan kertas karton bertuliskan kecaman terhadap BI Pontianak masih terpajang. Selain itu, macam-macam aksi juga dilakukan. Pagi hari sebelum berdemo, para demonstran mengadakan ritual adat Bugis Tepung Tawar dan upacara Pamabang dari suku Dayak.
“Ritual ini agar demostrasi berjalan lancar dan supaya tidak ada provokator yang masuk,” ujar Agus, koordinator aksi.
Untuk tujuan ini juga, setiap demonstran tangannya dicat berwarna merah. Para pengunjuk rasa juga sempat mampir menuju DPRD Kota Pontianak, Jalan Sultan Abdurahman buat menyampaikan aspirasi. Di sana mereka bertemu dengan Ketua DPRD Hartono Azas, Wakil Ketua Eka Kurniawan, dan pimpinan lainnya.
Selepas bertemu para pimpinan DPRD Kota Pontianak para demonstran kembali ke BI. Mereka langsung memasang tenda berukuran sedang di depan pagar masuk pintu BI Pontianak. Di situ juga tersedia tikar dan kompor, serta alat dapur lainnya.
“Kami berniat menginap di sini sampai pimpinan BI Pontianak memberi penjelasan dan mengakui bahwa tanah ini milik keluarga kami,” kata Agus.
Perihal sengketa tanah tersebut, Agus menjelaskan sebenarnya bukan milik BI yang menyerobot, melainkan bangunan-bangunan di sekitarnya pula. “Tapi kita yakin kalau BI mau mengakui, yang lain pasti mengikuti. Ini adalah permainan dari BPN, banyak pemalsuan dalam suratnya,” ucapnya. (jul/sul)


Kantor BI Diduduki Demonstran

Demo Bank Indonesia Pontianak
SYAMSUL ARIFIN
Belasan massa dari kelompok yang mengklaim sebagai ahli waris tanah di lokasi Bank Indonesia mendirikan tenda dan membentangkan poster tuntutan, Senin (24/10)
Belum ada kepastian hukum atas kasus yang membelit areal gedung Bank Indonesia. Kisruh kepemilikan berujung demonstrasi. Mampukah sejumlah massa tak beranjak hingga ada keputusan?
PONTIANAK – Bangunan megah kantor Bank Indonesia (BI) Cabang Pontianak di atas tanah hook simpang Jalan Abdurahman Saleh-Jalan Ahmad Yani Pontianak masih tersandung sengketa tanah. Ahli waris bersama sanak keluarga dan beberapa tokoh masyarakat menduduki gedung baru tersebut, Senin (24/10) sejak pukul 06.00.
Mereka membuat tenda kecil di pintu masuk kantor BI tersebut sebagai simbol protes. Sejumlah spanduk, dan poster juga dipajang. “Ini sebagai bentuk protes. Kami bermalam di sini sampai tuntutan kami dipenuhi pihak BI,” kata Zahara binti Talibe, anak kandung dari Talibe bin Pimma bersama kakak kandungnya Hapsa A Thalib binti Talibe ditemui Equator di tenda kecil berwarna biru yang berada di depan kantor itu.
Dia mengaku, tidak mengetahui tanah tersebut sudah dijual. Begitu juga sertifikat tanah yang dibuat BPN Kota Pontianak. “Kami sebagai ahli waris meminta agar hak-hak kami dikembalikan,” pinta Zahara.
Koordinator Lapangan Ahli Waris, Agustinus, mengatakan tanah yang dibangun gedung BI itu masih sengketa yang di dalamnya terdapat perbuatan melawan hukum. Tanah tersebut dijual oleh Asmad yang diganti namanya menjadi Djiden bin Pak Salam oleh istri dan anak-anaknya kepada orang lain. Padahal tanah tersebut adalah milik Talibe bin Pimma.
Dia menerangkan, pada 9 Januari 1949 Talibe bin Pimma membeli tanah dari Wan Bakar bin Wan Abdullah dengan ukuran 200 depa tangan x 25 depa tangan atau 360x45 meter (berdasarkan surat asli di atas segel tahun 1948).
Pada 1949, sambung Agustinus, Talibe membangun rumah tinggal di atas tanah yang dibelinya berdiri persis di tanah yang ada bangunan gereja sekarang ini. Perkawinan Talibe dengan Halidjah binti Laupe dikaruniai lima orang anak. Masing-masing Saleh binti Talibe, Mak Resak binti Talibe, Hapsa A Thalib binti Talibe, dan Adbul Rasid binti Talibe.
Dia menceritakan, Talibe pernah menumpangkan seorang bernama Asmad yang bukan saudaranya untuk membangun pondok tempat tinggalnya bersama istri serta anak-anaknya. Asmad kemudian diubah namanya menjadi Djiden bin Pak Salam oleh anak-anaknya. Ia meninggal pada Juni 1963, sehingga istri dan anak-anaknya meninggalkan tanah Talibe yang ditumpanginya.
“Sedangkan Talibe bin Pimma meninggal dunia pada tanggal 20 Desember 1963 dan dimakamkan di atas tanahnya yang sekarang menjadi wakaf keluarga,” jelas Agustinus panjang lebar.
Selanjutnya, kata dia, pada 1956, umur anak Talibe bernama Haspa A Thalib bin Talibe berumur 18 tahun, Zahara berumur 2 tahun, dan Abdul Rasid berumur 1 tahun. Pada tahun 1987 istri dan anak-anaknya masih berdiam di rumah yang ada di atas tanahnya.
Istri Talibe bin Pimma meninggal dunia pada tahun 1987 dan dimakamkan pada wakaf yang ada di atas tanah tersebut, begitu juga dengan anak-anaknya yaitu Saleh, Mak Resak, dan Abdul Rasid. Kemudian, pada 1987 tepatnya bulan Juni rumah yang dibangun Talibe di atas tanahnya roboh.
“Semasa hidup Talibe, istri Talibe, dan anak-anaknya sampai sekarang tidak pernah menjual, mengalihkan, dan menjaminkan tanahnya kepada Asmad alias Djiden bin Pak Salam maupun kepada orang lain,” tegas Agustinus.
Tanah itu, dijelaskannya, telah berkurang luasnya dikarenakan terkena pembangunan Jalan Ahmad Yani, Jalan Abdurahman Saleh, dan Sepakat I. Dan tanah itu pun terbagi menjadi 2 bidang karena dipotong Jalan Abdurahman Saleh yaitu bagian utara kurang lebih seluas 11.200 meter.
Tanpa pengetahuan ahli waris, kata Agustinus, tanah tersebut telah dimohonkan haknya oleh ahli waris Djiden bin Pak Salam. Awalnya ahli waris tidak mengetahui siapa Djiden itu, namun setelah sidang di PTUN Pontianak, para penggugat mengetahui bahwa Djiden adalah Asmad yang namanya telah diubah oleh sang ahli warisnya.
Berdasarkan surat jual beli No. 006/L-56/K2.B.B tanggal 2 Februari 1956 yang tidak sah dan tidak benar. Oleh istri Asmad diterbitkan hak tanggal 22 Maret 1978 yang telah meninggal tahun 1963 yaitu Djiden bin Pak Salam yang memiliki nama aslinya Asmad.
Tanah tersebut kemudian diterbitkan sertifikat hak milik No. 429/1978 tanggal 22 Maret 1978 dengan gambar situasi No. 48/ Bangka Belitung tanggal 1 meter 1978 atas nama orang yang telah meninggal tahun 1963 yaitu Djiden bin Pak salam. “Aneh orang yang sudah mati kok bisa jual beli tanah, apalagi bisa mengajukan ke BPN,” tanya Agustinus.
Karena itu, dia mengatakan, sertifikat hak milik No. 429/Bangka Belitung yang tidak ada gambar ukurnya, dengan surat ukur No. 48/1978 atas nama Almarhum Djiden bin Pak Salam beserta pemecahannya cacat hukum.
“Penerbitan sertifikat hak milik No. 10083/Bangka Belitung dengan gambar situasi No. 3893/1992 tanggal 3 September 1992 seluas 1.600 meter persegi cacat hukum dan tidak sah,” tuntas Agustinus.
Hingga tadi malam, spanduk dan kertas karton bertuliskan kecaman terhadap BI Pontianak masih terpajang. Selain itu, macam-macam aksi juga dilakukan. Pagi hari sebelum berdemo, para demonstran mengadakan ritual adat Bugis Tepung Tawar dan upacara Pamabang dari suku Dayak.
“Ritual ini agar demostrasi berjalan lancar dan supaya tidak ada provokator yang masuk,” ujar Agus, koordinator aksi.
Untuk tujuan ini juga, setiap demonstran tangannya dicat berwarna merah. Para pengunjuk rasa juga sempat mampir menuju DPRD Kota Pontianak, Jalan Sultan Abdurahman buat menyampaikan aspirasi. Di sana mereka bertemu dengan Ketua DPRD Hartono Azas, Wakil Ketua Eka Kurniawan, dan pimpinan lainnya.
Selepas bertemu para pimpinan DPRD Kota Pontianak para demonstran kembali ke BI. Mereka langsung memasang tenda berukuran sedang di depan pagar masuk pintu BI Pontianak. Di situ juga tersedia tikar dan kompor, serta alat dapur lainnya.
“Kami berniat menginap di sini sampai pimpinan BI Pontianak memberi penjelasan dan mengakui bahwa tanah ini milik keluarga kami,” kata Agus.
Perihal sengketa tanah tersebut, Agus menjelaskan sebenarnya bukan milik BI yang menyerobot, melainkan bangunan-bangunan di sekitarnya pula. “Tapi kita yakin kalau BI mau mengakui, yang lain pasti mengikuti. Ini adalah permainan dari BPN, banyak pemalsuan dalam suratnya,” ucapnya. (jul/sul)

Murid SD Digilas Bulldozer



Neneng Wendi terkapar dengan kondisi kepala pecah setelah ditabrak bulldozer
YOPI CAHYONO
Neneng Wendi terkapar dengan kondisi kepala pecah setelah ditabrak bulldozer
BENGKAYANG – 
Mengenaskan. Neneng Wendi, 9, pelajar SDN 13 Rangkang, Bengkayang, tewas dengan wajah tak beraturan setelah tergilas bulldozer yang melakukan pembukaan jalan baru menuju Mamagan, sekitar pukul 10.10, Rabu (19/10).
Lokasi kejadian berada di samping Kantor Satu Atap, Kabupaten Bengkayang. Tempat kejadian langsung diamankan pihak kepolisian. Bulldozer diamankan dengan police line dan sopirnya dibawa ke Polres Bengkayang.
Jasad Wendi dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil polisi untuk dilakukan visum. Hasil visum, bocah yang masih menggunakan seragam sekolah tersebut tewas dengan luka di kepala. Matanya pecah dan bentuk wajah serta kepala tidak beraturan. Siku lengan kanan patah, kemudian terdapat bekas ban bulldozer di bagian perut, paha dan betis.
Wendi merupakan anak pertama pasangan Salek dan Raba. Ia tinggal di perumahan Trans Rangkang, Kelurahan Sebalo, Kecamatan Bengkayang. Wendi dikenal oleh kerabatnya anak yang rajin dan juga nakal. Rajin karena sering membantu ibu di rumah dan nakal karena sering berkeliaran saat jam pulang sekolah.
”Dia itu anak tetangga kami, rajin, tapi dia sering main sebelum pulang ke rumah,” kata Suti, saat ditemui di lokasi tewasnya Wendi.
Salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya menjelaskan, sebelum tewas, Wendi kelihatan bermain-main mengikuti bulldozer yang sedang bekerja. Saat itu, bulldozer bekerja tanpa pengawasan.
”Mungkin dia ditabrak saat bulldozer itu mundur,” jelas warga tersebut.
Fabianus Oel SPd, Ketua Pajanang Adat Dayak Banyadu Kabupaten Bengkayang, menyarankan sebaiknya sebelum mengerjakan suatu pekerjaan harus diawali dengan ritual adat untuk memohon izin membuka lahan, supaya penghuni di situ bangun dan makhluk halus yang ada di situ mengetahuinya dan akan pindah.
“Alam ini tempat hal-hal yang ditempati yang tidak dapat dilihat dengan kasatmata juga. Hal ini yang sering dilupakan orang. Bukan hanya pengerjaan jalan saja, kegiatan lain seperti bangun rumah sekolah maupun lainnya. Supaya dalam pengerjaannya tidak dapat menimbulkan korban jiwa,” papar Fabianus. (cah)

Dana Pemprov Bocor, Solmadapar Makin Garang


Penggunaan anggaran Pemprov Kalbar tak luput dari pantauan para aktivis. Lama tak jelas juntrungannya membuat Solmadapar mendatangi kejaksaan dan siap menjadi saksi.

Unjuk rasa Solmadapar menuntut proses kasus dana Pemprov Bocor
SYAMSUL ARIFIN
Aktivis Solmadapar berunjuk rasa menuntut proses kasus dana Pemprov Bocor, Kamis (20/10)











PONTIANAK – Semangat tak pernah memudar ditunjukkan para aktivis yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa dan Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar). Mereka kembali berunjuk rasa mempersoalkan kebocoran APBD Pemprov sebesar Rp 156 miliar dan $11.709.282,89, Kamis (20/10) di Kejati Kalbar.
Pengunjuk rasa membentangkan kain hitam yang bertuliskan kritikan. Mereka meminta komitmen tegas Kajati untuk mengusut dugaan korupsi di Kalbar. Tidak terkecuali atas temuan BPK yang nilai nominalnya sangat fantastis.
“Dana itu besar, seharusnya dipergunakan untuk kepentingan masyarakat kecil dan pembangunan. Kalbar sudah bosan mendengar dan melihat keburukan yang dibuat bangsanya sendiri dengan berlindung di balik hukum,” kata Apit, Koordinator Lapangan Aksi Solmadapar, kemarin.
Menurut dia, korupsi di Kalbar merupakan bencana dan perlu penanganan hukum yang jelas. Maka pengusutan kasus dugaan korupsi di Kalbar harus berjalan. “Jangan sampai berjalan di tempat,” kata Apit.
Dalam aksi tersebut pengunjuk rasa tetap menitikberatkan pada masalah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK terhadap anggaran Pemprov 2010. Dari pemeriksaan itu ditemukan Rp 156 miliar yang belum mempunyai kejelasan. Solmadapar meminta peran aktif kejati terhadap masalah tersebut. Sekaligus segera mengusutnya.
Rombongan pengunjuk rasa sempat tertahan di pintu pagar kejati. Sambil terus mendesak bertemu langsung Kajati, akhirnya para aktivis tersebut dipersilakan masuk, langsung diterima Kepala Kejati Kalbar, Jasman Panjaitan.
Perwakilan pengunjuk rasa dalam dialognya bersama kajati mempertanyakan sikap lembaga tersebut dalam mengusut tindak pidana korupsi. Terutama menyangkut persoalan temuan BPK terhadap APBD Pemprov Kalbar 2010, apakah telah masuk dalam penanganan atau belum.
Selain itu, mempertanyakan hubungan kejaksaan dan BPK pada kasus tersebut hingga tuntutan agar kejati mengusutnya.
Menanggapi permintaan Solmadapar tersebut, Jasman Panjaitan, secara terbuka menerima segala persoalan yang disampaikan pengunjuk rasa. Kejaksaan balik meminta kesediaan Solmadapar untuk menjadi saksi jika mempunyai bukti kuat.
“Kalau memang mempunyai bukti kita minta untuk jadi saksi. Pak Asintel tolong buatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) segera,” kata Jasman di hadapan pengunjuk rasa.
Mendapat tantangan ini, Solmadapar menyatakan siap membantu data dan menganggap tidak beralasan kalau harus menjadi saksi, tetapi kejaksaan yang harus menelusurinya sebagai lembaga penegak hukum.
Terkuaknya temuan itu sudah dipaparkan oleh Pansus DPRD Kalbar yang membahas laporan hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan Pemprov Kalbar tahun anggaran 2010. Pansus menemukan penyelesaian kerugian daerah belum seluruhnya ditindaklanjuti. (sul)


Dana Pemprov Bocor, Solmadapar Makin Garang



Penggunaan anggaran Pemprov Kalbar tak luput dari pantauan para aktivis. Lama tak jelas juntrungannya membuat Solmadapar mendatangi kejaksaan dan siap menjadi saksi.
Unjuk rasa Solmadapar menuntut proses kasus dana Pemprov Bocor
SYAMSUL ARIFIN
Aktivis Solmadapar berunjuk rasa menuntut proses kasus dana Pemprov Bocor, Kamis (20/10)











PONTIANAK – Semangat tak pernah memudar ditunjukkan para aktivis yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa dan Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar). Mereka kembali berunjuk rasa mempersoalkan kebocoran APBD Pemprov sebesar Rp 156 miliar dan $11.709.282,89, Kamis (20/10) di Kejati Kalbar.
Pengunjuk rasa membentangkan kain hitam yang bertuliskan kritikan. Mereka meminta komitmen tegas Kajati untuk mengusut dugaan korupsi di Kalbar. Tidak terkecuali atas temuan BPK yang nilai nominalnya sangat fantastis.
“Dana itu besar, seharusnya dipergunakan untuk kepentingan masyarakat kecil dan pembangunan. Kalbar sudah bosan mendengar dan melihat keburukan yang dibuat bangsanya sendiri dengan berlindung di balik hukum,” kata Apit, Koordinator Lapangan Aksi Solmadapar, kemarin.
Menurut dia, korupsi di Kalbar merupakan bencana dan perlu penanganan hukum yang jelas. Maka pengusutan kasus dugaan korupsi di Kalbar harus berjalan. “Jangan sampai berjalan di tempat,” kata Apit.
Dalam aksi tersebut pengunjuk rasa tetap menitikberatkan pada masalah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK terhadap anggaran Pemprov 2010. Dari pemeriksaan itu ditemukan Rp 156 miliar yang belum mempunyai kejelasan. Solmadapar meminta peran aktif kejati terhadap masalah tersebut. Sekaligus segera mengusutnya.
Rombongan pengunjuk rasa sempat tertahan di pintu pagar kejati. Sambil terus mendesak bertemu langsung Kajati, akhirnya para aktivis tersebut dipersilakan masuk, langsung diterima Kepala Kejati Kalbar, Jasman Panjaitan.
Perwakilan pengunjuk rasa dalam dialognya bersama kajati mempertanyakan sikap lembaga tersebut dalam mengusut tindak pidana korupsi. Terutama menyangkut persoalan temuan BPK terhadap APBD Pemprov Kalbar 2010, apakah telah masuk dalam penanganan atau belum.
Selain itu, mempertanyakan hubungan kejaksaan dan BPK pada kasus tersebut hingga tuntutan agar kejati mengusutnya.
Menanggapi permintaan Solmadapar tersebut, Jasman Panjaitan, secara terbuka menerima segala persoalan yang disampaikan pengunjuk rasa. Kejaksaan balik meminta kesediaan Solmadapar untuk menjadi saksi jika mempunyai bukti kuat.
“Kalau memang mempunyai bukti kita minta untuk jadi saksi. Pak Asintel tolong buatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) segera,” kata Jasman di hadapan pengunjuk rasa.
Mendapat tantangan ini, Solmadapar menyatakan siap membantu data dan menganggap tidak beralasan kalau harus menjadi saksi, tetapi kejaksaan yang harus menelusurinya sebagai lembaga penegak hukum.
Terkuaknya temuan itu sudah dipaparkan oleh Pansus DPRD Kalbar yang membahas laporan hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan Pemprov Kalbar tahun anggaran 2010. Pansus menemukan penyelesaian kerugian daerah belum seluruhnya ditindaklanjuti. (sul)



Dana Pemprov Bocor, Solmadapar Makin Garang



Penggunaan anggaran Pemprov Kalbar tak luput dari pantauan para aktivis. Lama tak jelas juntrungannya membuat Solmadapar mendatangi kejaksaan dan siap menjadi saksi.
Unjuk rasa Solmadapar menuntut proses kasus dana Pemprov Bocor
SYAMSUL ARIFIN
Aktivis Solmadapar berunjuk rasa menuntut proses kasus dana Pemprov Bocor, Kamis (20/10)











PONTIANAK – Semangat tak pernah memudar ditunjukkan para aktivis yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa dan Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar). Mereka kembali berunjuk rasa mempersoalkan kebocoran APBD Pemprov sebesar Rp 156 miliar dan $11.709.282,89, Kamis (20/10) di Kejati Kalbar.
Pengunjuk rasa membentangkan kain hitam yang bertuliskan kritikan. Mereka meminta komitmen tegas Kajati untuk mengusut dugaan korupsi di Kalbar. Tidak terkecuali atas temuan BPK yang nilai nominalnya sangat fantastis.
“Dana itu besar, seharusnya dipergunakan untuk kepentingan masyarakat kecil dan pembangunan. Kalbar sudah bosan mendengar dan melihat keburukan yang dibuat bangsanya sendiri dengan berlindung di balik hukum,” kata Apit, Koordinator Lapangan Aksi Solmadapar, kemarin.
Menurut dia, korupsi di Kalbar merupakan bencana dan perlu penanganan hukum yang jelas. Maka pengusutan kasus dugaan korupsi di Kalbar harus berjalan. “Jangan sampai berjalan di tempat,” kata Apit.
Dalam aksi tersebut pengunjuk rasa tetap menitikberatkan pada masalah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK terhadap anggaran Pemprov 2010. Dari pemeriksaan itu ditemukan Rp 156 miliar yang belum mempunyai kejelasan. Solmadapar meminta peran aktif kejati terhadap masalah tersebut. Sekaligus segera mengusutnya.
Rombongan pengunjuk rasa sempat tertahan di pintu pagar kejati. Sambil terus mendesak bertemu langsung Kajati, akhirnya para aktivis tersebut dipersilakan masuk, langsung diterima Kepala Kejati Kalbar, Jasman Panjaitan.
Perwakilan pengunjuk rasa dalam dialognya bersama kajati mempertanyakan sikap lembaga tersebut dalam mengusut tindak pidana korupsi. Terutama menyangkut persoalan temuan BPK terhadap APBD Pemprov Kalbar 2010, apakah telah masuk dalam penanganan atau belum.
Selain itu, mempertanyakan hubungan kejaksaan dan BPK pada kasus tersebut hingga tuntutan agar kejati mengusutnya.
Menanggapi permintaan Solmadapar tersebut, Jasman Panjaitan, secara terbuka menerima segala persoalan yang disampaikan pengunjuk rasa. Kejaksaan balik meminta kesediaan Solmadapar untuk menjadi saksi jika mempunyai bukti kuat.
“Kalau memang mempunyai bukti kita minta untuk jadi saksi. Pak Asintel tolong buatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) segera,” kata Jasman di hadapan pengunjuk rasa.
Mendapat tantangan ini, Solmadapar menyatakan siap membantu data dan menganggap tidak beralasan kalau harus menjadi saksi, tetapi kejaksaan yang harus menelusurinya sebagai lembaga penegak hukum.
Terkuaknya temuan itu sudah dipaparkan oleh Pansus DPRD Kalbar yang membahas laporan hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan Pemprov Kalbar tahun anggaran 2010. Pansus menemukan penyelesaian kerugian daerah belum seluruhnya ditindaklanjuti. (sul)


TUMOR OTAK


Definisi :
Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang tengkorak

Klasifikasi Tumor Otak :
  1. Tumor yang berasal dari lapisam otak (meningioma dural)
  2. Tumor yang berkembang didalam / pada syaraf kranial
  3. Tumor yang berasal didalam jaringan otak
  4. Lesi metastatik yang berasal dari bagian tubuh mana saja

Patofisiologi :
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien. Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu.
Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal.
Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak. Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.
Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oelh karena ity tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intra kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau serebulum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporals bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men ensefalon menyebabkab hilangnya kesadaran dan menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat. Intrakranial yang cepat adalah bradicardi progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi dan gangguan pernafasan).

Tanda dan Gejala
Menurut lokasi tumor :
1.      Lobus frontalis
Gangguan mental / gangguan kepribadian ringan : depresi, bingung, tingkah laku aneh, sulit memberi argumenatasi/menilai benar atau tidak, hemiparesis, ataksia, dan gangguan bicara.
2.      Kortek presentalis posterior
Kelemahan/kelumpuhan pada otot-otot wajah, lidah dan jari
3.      Lobus parasentralis
Kelemahan pada ekstremitas bawah
4.      Lobus Oksipitalis
Kejang, gangguan penglihatan
5.      Lobus temporalis
Tinitus, halusinasi pendengaran, afasia sensorik, kelumpuhan otot wajah
6.      Lobus Parietalis
Hilang fungsi sensorik, kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik, gangguan penglihatan
7.      Cerebulum
Papil oedema, nyeri kepala, gangguan motorik, hipotonia, hiperekstremitas esndi

Tanda dan Gejala Umum :
1.      Nyeri kepala berat pada pagi hari, main bertambah bila batuk, membungkuk
2.      Kejang
3.      Tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial : Pandangan kabur, mual, muntah, penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda vital, afasia.
4.      Perubahan kepribadian
5.      Gangguan memori
6.      Gangguan alam perasaa

Trias Klasik ;
-          Nyeri kepala
-          Papil oedema
-          Muntah

Pemeriksaan Diagnostik ;
1.      Rontgent tengkorak anterior-posterior
2.      EEG
3.      CT Scan
4.      MRI
5.      Angioserebral



Pengkajian :
1.      Data klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penghasilan, alamat, penanggung jawab, dll
2.      Riwayat kesehatan   :
-          keluhan utama
-          Riwayat kesehatan sekarang
-          Riwayat Kesehatan lalu
-          Riwayat Kesehatan Keluarga
3.      Pemeriksaan fisik :
·         Saraf : kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia, penurunan/kehilangan memori, afek tidak sesuai, berdesis
·         Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
·         Pendnegaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
·         Jantung : bradikardi, hipertensi
·         Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi jalan nafas, disfungsi neuromuskuler
·         Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes melitus
·         Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi

Diagnosa Keperawatan :
  1. Gangguan pertukaran gas b.d disfungsi neuromuskuler (hilangnya kontrol terhadap otot pernafasan ), ditandai dengan : perubahan kedalamam nafasn, dispnea, obstruksi jalan nafas, aspirasi.
Tujuan : Gangguan pertukaran gas dapat teratasi
Tindakan :
-          Bebaskan jalan nafas
-          Pantau vital sign
-          Monitor pola nafas, bunyi nafas
-          Pantau AGD
-          Monitor penururnan gas darah
-          Kolaborasi O2
  1. Gangguan rasa nyaman, nyer kepla b.d peningkatan TIK, ditndai dengan : nyeri kepala terutama pagi hari, klien merintih kesakitan, nyeri bertambah bila klien batuk, mengejan, membungkuk
Tujuan : rasa nyeri berkurang
Tindakan :
-          pantau skala nyeri
-          Berikan kompres dimana pada area yang sakit
-          Monitor tanda vital
-          Beri posisi yang nyaman
-          Lakukan Massage
-          Observasi tanda nyeri non verbal
-          Kaji faktor defisid, emosi dari keadaan seseorang
-          Catat adanya pengaruh nyeri
-          Kompres dingin pada daerah kepala
-          Gunakan teknik sentuham yang terapeutik
-          Observasi mual, muntah
-          Kolaborasi pemberian obat : analgetik, relaksan, prednison, antiemetik
  1. Resiko tinggi cidera b.d disfungsi otot sekunder terhadap depresi SSP, ditandai dengan : kejang, disorientasi, gangguan penglihatan, pendengaran
Tujuan : tidak terjadi cidera
Tindakan :
-          Identifikasi bahaya potensial pada lingkungan klien
-          Pantau tingkat kesadaran
-          Orientasikan klien pada tempat, orang, waktu, kejadian
-          Observasi saat kejang, lama kejang, antikonvulsi,
-          Anjurkan  klien untuk tidak beraktifitas
  1. Perubahan proses pikir b.d perubahan fisiologi, ditandai dengan disorientasi, penurunan kesadaran, sulit konsentrasi
Tujuan : mempertahankan orientasi mental dan realitas budaya
Tindakan :
-          kaji rentang perhatian
-          Pastikan keluarga untuk membandingkan kepribadian sebelum mengalami trauma dengan respon klien sekarang
-          Pertahankan bantuan yang konsisten oleh staf, keberadaan staf sebanyak mungkin
-          Jelaskan pentingnya pemeriksaan neurologis
-          Kurangi stimulus yang merangsang, kritik yang negatif
-          Dengarkan klieen dengan penuh perhatian semua hal yang diungkapkan klien/keluarga
-          Instruksikan untuk melakukan rileksasi
-          Hindari meninggalkan klien sendiri
  1. Gangguan perfusi serebral b.d hipoksia jaringan, ditandai dengan peningkatan TIK, nekrosis jaringan, pembengkakakan jaringan otak, depresi SSP dan oedema
Tujuan : gangguan perfusi jaringan berkurang/hilang
Tindakan :
-          Tentukan faktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu, yang dapat menyebabkan penurunan perfusi dan potensial peningkatan TIK
-          Catat status neurologi secara teratur, badingkan dengan nilai standart
-          Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana
-          Pantau tekanan darah
-          Evaluasi : pupil, keadaan pupil, catat ukuran pupil, ketajaman pnglihatan dan penglihatan kabur
-          Pantau suhu lingkungan
-          Pantau intake, output, turgor
-          Beritahu klien untuk menghindari/ membatasi batuk, untah
-          Perhatikan adanya gelisah meningkat, tingkah laku yang tidak sesuai
-          Tinggikan kepala 15-45 derajat
  1. Cemas b.d kurang informasi tentang prosedur
Tujuan : rasa cemas berkuang
Tindakan :
-          kaji status mental dan tingkat cemas
-          Beri penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejala
-          Jawab setiap pertanyaan dengan penuh perhatian
-          Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan piiran dan perasaan takut
-          Libatkan keluarga dalam perawatan

DAFTAR PUSTAKA

  1. Doenges, E Marylin (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
  2. Engram, Barbara (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC
  3. FKUI, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Gesapius
  4. Reeves C, J, (2001), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, Salemba Medika
  5. Suddart, Brunner (2000), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC
  6. Ganong, WF, (1996), Fisiologi Kedokteran, Jakarta, EGC
  7. Talbot, LA (1997), Pengkajian Keperawatan Kritis, Jakarta, EGC