Posisi menentukan prestasi Dan Prestasi menetukan Posisi

Kamis, 17 November 2011

Tak Pernah Menyesal


^
Dingin ini mengingatkanku pada seruang kosong, disini. Didalam sini. Sesuatu yang kau sebut hati, jika kau punya. Mungkin tidak, karena kalau kau masih punya hati, tak akan mungkin kau tega melakukan sesuatu yang membuatku patah. Membuatku harus menangis dan mengikis kenanganku tentangmu, tentang kita. Dulu.

Berbulan kau membuatku seperti ratu. Segala titahku padamu adalah kepatuhan yang harus kau penuhi. Jika tidak, aku akan meradang. Berbulan, aku mengira aku adalah satu-satunya putri dalam hatimu, perempuan terindah yang kau sebut cinta.Berbulan, aku menganggap bahwa kepadakulah kau tambatkan perahu hatimu. Berbulan, dan aku tertipu. Betapa tololnya!
Dan akhirnya aku harus menangis. 

Bukan menangisi kepergianmu. Bukan pula menangisi perempuan yang berhasil menjadikannya tempatmu berlabuh. Tapi aku menangisi ketololanku yang harus menyerahkan hati ini pada sesosok manusia tak berhati sepertimu.

Ternyata, seperti inilah rasanya sakit. Seperti ada yang menusuk-nusuk hatimu dengan jarum kecil yang tajam, kemudian tak sengaja menumpahkan sekilo garam keatasnya. Bisa kau rasakan betapa perihnya? Tidak akan. Karena saat ini, bukan kau yang merasakan perih itu, tapi aku. Bukan kau yang merasa harus menyesali saat aku menerima rengekanmu untuk kembali padaku, tapi aku. 

Bukan kau yang saat ini merasa sendiri dan bersedih, tapi aku. Puas?
Tapi ini bukan akhir. Ini adalah tanda bahwa Tuhan masih menyayangiku. Menjauhkanku dari orang sepertimu. Membuatku mengetahui hal ini lebih awal. Meski terlambat, aku bersyukur bahwa Tuhan memberiku jalan yang jauh lebih baik. Meski tertatih, aku akan bangkit. Memperbaiki hati, hidupku, semuanya. Dan aku akan jauh lebih baik tanpamu.


Yakinlah, bahwa  dengan menyakitiku, tak akan pernah membuatmu bahagia. Karena nanti, aku akan bertemu dengan seseorang yang dikirim Tuhan untukku, yang akan menjadikanku satu-satunya perempuan dalam hidupnya. Yang tak akan menipuku dengan segala kepura-puraanya. Lelaki yang akan mencintaiku dengan segala ketulusannya. Dan pada saat itu, kau akan menyesali segala yang pernah kau lakukan padaku.


Jadi sekarang, semoga kau berbahagia dengannya. Karena aku akan menciptakan bahagiaku sendiri. Tanpamu. Terima kasih untuk segala hal yang pernah kau berikan padaku. Terima kasih untuk segala cinta yang pernah kau beri. Terima kasih untuk rasa sakit yang kuterima. Terima kasih, membuatku belajar menikmati perih.


PS : untuk seorang kawan, percayalah bahwa segala hal yang terjadi akan membuat kita belajar banyak hal. Dan kamu, tak akan pernah sendiri, karena disekelilingmu akan banyak orang yang peduli jika kamu sakit, peduli jika kamu menangis, dan mencintaimu dengan tulus.
Be strong, and you'll find the real love

0 komentar:

Posting Komentar