Posisi menentukan prestasi Dan Prestasi menetukan Posisi

Senin, 25 Juni 2012

Askep dengan Risiko PERILAKU KEKERASAN

ASUHAN  KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons terhadap stresor yang dihadapi oleh seseorang. Respons ini dapat menimbulkan kerugian baik kepada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Melihat dampak dari kerugian yang ditimbulkan, maka penanganan pasien dengan perilaku kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga-tenaga yang profesional.
A.  TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu :

  1. Mengkaji  data perilaku kekerasan
  2. Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang dikaji
  3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien
  4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga
  5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah perilaku kekerasan
  6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan perilaku kekerasan
B.  PENGKAJIAN
1.   Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan.
2.   Tanda dan Gejala
Data perilaku kekerasan dapat diperoleh melalui observasi atau wawancara tentang perilaku berikut ini:
  1. Muka merah dan tegang
  2. Pandangan tajam
  3. Mengatupkan rahang dengan kuat
  4. Mengepalkan tangan
  5. Jalan mondar-mandir
  6. Bicara kasar
  7. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
  8. Mengancam secara verbal atau fisik
  9. Melempar atau memukul benda/orang lain
  10. Merusak barang atau benda
  11. Tidak mempunyai kemampuan mencegah/mengontrol perilaku kekerasan.
Data ini sesuai dengan format pengkajian untuk masalah perilaku kekerasan.

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan ditetapkan sesuai dengan data yang didapat, dan saat ini tidak melakukan perilaku kekerasan tetapi pernah melakukan perilaku kekerasan dan belum mempunyai kemampuan mencegah/mengontrol perilaku kekerasan tersebut.


RISIKO PERILAKU KEKERASAN
C.  TINDAKAN KEPERAWATAN
1.  Tindakan keperawatan untuk pasien
a.   Tujuan
1)      Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2)      Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3)      Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
4)      Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
5)      Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya
6)      Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
  1. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien
2)   Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan  yang lalu
3)   Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
a)  Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
b)  Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
psikologis
c)  Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
d)  Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
e)  Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4)   Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat  marah   secara:
a) verbal
b) terhadap orang lain
c) terhadap diri sendiri
d) terhadap lingkungan
5)      Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6)      Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
a)  Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam
b)  Obat
c)  Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya
d)     Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
7)      Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik:
a)      Latihan nafas dalam dan pukul kasur – bantal
b)      Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur – bantal
8)      Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
a)      Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
b)      Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.
9)      Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a)      Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa
b)      Buat jadwal latihan sholat, berdoa
10)  Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:
a)      Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat
b)      Susun jadwal minum obat secara teratur
11)  Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok  Stimulasi Persepsi mengontrol Perilaku Kekerasan

0 komentar:

Posting Komentar