Posisi menentukan prestasi Dan Prestasi menetukan Posisi

Senin, 25 Juni 2012

PROPOSAL TERAPI BERMAIN KEPERAWATAN ANAK II



KATA PENGANTAR
Rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat kemurahannya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang di harapkan. Kami berharap proposal terapi bermain ini bisa diterima.
            Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing di mata kuliah Keperawatan Anak II, Ibu Lidia Hastuti, M.Kes. sehingga proposal ini dapat selesai seperti yang telah diharapkan.
            Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan hidayah, bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin.

                                                                                                
Pontianak,April 2012



Penyusun












BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.
            Bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya sehingga hal tersebut memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga orang tua dapat mengetahui suasana hati si anak. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktifitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

B.     Tujuan
Terapi Bermain
I.                   Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi.
II.                Tujuan Khusus
-          Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas.
-          Meningkatkan keterampilan anak.
-          Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu.
-          Memberikan kesenangan dan kepuasan.
III.             Manfaat Terapi Bermain
-          Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
-          Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.


BAB II
ISI
A.    Definisi
            Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak.

B.     Fungsi Bermain
            Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
1.      Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
2.      Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.
3.      Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
4.      Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
5.      Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.
6.      Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.




C.     Tujuan Bermain
1.      Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
2.      Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3.      Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4.      Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah sakit.

D.    Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain
1.      Tahap perkembangan
2.      Jenis kelamin anak
3.      Status kesehatan anak
4.      Lingkungan yang tidak mendukung
5.      Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

E.     Prinsip-Prinsip Dalam Aktifitas Bermain
1.      Perlu energi ekstra
2.      Waktu yang cukup
3.      Alat permainan
4.      Ruang untuk bermain
5.      Pengetahuan cara bermain
6.      Teman bermain

F.      Klasifikasi Bermain
1.      Berdasarkan isi permainan :
a.       Sosial Affective Play
b.      Sense of Pleasure Play
c.       Skill Play
d.      Games atau Permainan
e.       Unoccupied Behaviour
f.       Dramatic Play


G.    Pelaksanaan Terapi Bermain
1.      Pengorganisasian
a.       Leader : Adithya Juniarti Putri
Tugas :
-          Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
-          Menjelaskan tujuan terapi bermain
-          Menjelaskan aturan terapi permainan
b.      Co. Leader : Agustina
Tugas :
-          Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
-          Menyampaikan jalannya kegiatan
-          Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya.
c.       Observer : Agus Halilintar dan Hasyim Asy’ari Ibrahim
Tugas :
-          Mengevaluasi jalannya kegiatan
d.      Fasilitator : Adtry Sadila, Ana Mathavani, Akhmad Fadli, Agus Purnomo, Anggista
Tugas :
-          Memfasilitator kegiatan yang diharapkan
-          Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan
-          Sebagai Role Model selama kegiatan

H.    Jenis Permainan Yang Cocok
1.      Dramatic Play
Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain. Contoh: Anak memerankan sebagai ayah atau ibu.
2.      Skill Play
Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak khususnya motorik kasar dan halus. Contoh : Bermain bongkar pasang.
3.      Assosiative Play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan yang lain, tetapi tidak terorganisir. Tidak ada pemimpin yang memimpin permainan dan tujuan yang tidak jelas. Contoh: anak-anak bernyanyi sesuai selera masing-masing.

4.      Cooperative Play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi tujuan dan pimpinan permainan jelas. Contoh : anak-anak bernyanyi bersama-sama dengan satu orang menjadi pemimpin.

I.       Tahap Kerja Terapi Bermain
1.      Stimulasi Sosial
Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan. Contoh: bermain pasir bersama-sama.
2.      Stimulasi Keterampilan
Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak sehingga dapat mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar, bernyanyi, menari.
3.      Stimulasi Kerjasama
Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak bermain menyusun puzzle, bermain bola.

J.       Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Hari, tanggal               : Sabtu, 28 April 2012
Waktu                         : Pukul 08.00-08.30
Tempat                        : Ruang Anak, RSUD. Soedarso Pontianak
Jurusan Keperawatan  : D-III
Permainan :
-          Permainan Bongkar Pasang:
Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara Bermain :
Letakkan keping-keping puzzel disamping papan secara acak.
Ajaklah si anak untuk mencari pasangannya dengan meletakkan keping yang sesuai dengan pola gambar di papan.
Lanjutkan dengan keping berikutnya sampai semua keping mendapat pasangannya.
Minta anak untuk menebak apa gambar yang terdapat di papan.
Beri reinforcement positif.
-          Lomba Mewarnai
 Menumbuhkan kreatifitas, sportifitas dan meningkatkan semangat untuk berkompetisi dalam lomba.
Cara Bermain :
Leader membagikan gambar dan pensil warna
Minta anak untuk mewarnai sesuai dengan seleranya
Berikan waktu 10 menit untuk mewarnai gambar
-          Lomba Menyanyi
Menumbuhkan kepercayaan diri, bakat pada anak.
Cara Kerja :
Minta anak untuk menyanyikan lagu kesukaannya
Beri reinforcement positif
K.    Sasaran
Sasaran terapi bermain ini untuk anak usia 4 – 6 tahun.

L.     Metode
Demonstrasi

M.   Kriteria Penilaian
1.      Evaluasi Struktur
Peralatan bermain seperti boneka, buku gambar dan pensil berwarna sudah tersedia
Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
Jumlah terapis 10 orang.
2.      Evaluasi Proses
Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur.
Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik.
Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan.
80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir.
3.      Evaluasi Hasil
100 % anak merasa
75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
25 % anak dapat menyatakan perasaan senang

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
            Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.
            Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di Rumah Sakit.

B.     Saran
            Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.

0 komentar:

Posting Komentar